Semua Bisa Bicara

Minggu, 25 April 2010

teman pecandu

saya punya teman.
ia seorang pecandu.
sebut saja ia kecanduan susu.
ia sangat menyukai susu.
menurutnya susu itu enak, sangat enak dan selalu menggoda.
hingga ia terus minum susu.
susu, susu dan susu.
hanya susu yang ia minum setiap hari.
ia hanya mau susu, menolak nasi, menolak daging, menolak teh, menolak kopi.
hanya ingin susu dan susu satu-satunya.
hingga suatu hari ia mengalami obesitas.
ia tak mampu berdiri karena badannya terlalu berlemak.
ia mulai merasakan sulit bernafas, ia mulai merasa sakit.
kemudian teman-temannya membawanya kedokter untuk menjalani pengobatan dan diet.
ia pun bertekad akan berhenti menyukai susu.
akan berhenti minum susu dan memulai pola makan sehat.
teman-temannya sangat mendukung.
dan ia pun benar-benar berhenti minum susu.
tapi, ia sangat amat teramat suka susu.
ia memang berhenti minum susu, tapi ia tidak pernah membuang persediaan susunya yang bertumpuk.
tersembunyi dipojok kamarnya.
tak pernah diminum,
tak pernah disentuh,
tak pernah dilihat.
tapi ia tau susu itu masih ada.
ia tak pernah membuang susu itu.
ia berusaha melupakan betapa nikmatnya susu itu.
tapi semakin ia berusaha melupakan semakin ia ingin minum susu.
tapi ia telah berjanji tak akan minum susu lagi.
tapi ia tak ingin gemuk lagi.
tapi dan seribu tapi.
tapi ia sungguh ingin minum susu lagi.
semakin menahan diri, semakin ia ingin meminum susu yang ia sembunyikan.

sungguh ia sangat suka susu.
sungguh ia tak ingin gemuk lagi.

rasa ingin dan rasa tak ingin yang terlalu kuat,
akhirnya membuatnya tersiksa dan mati karena rasa haus akan susu yang tak terbendung lagi dan rasa tak ingin gemuk lagi yang tak bisa teratasi.

ia mati menderita
teman-temannya menangis.

apakah susu sedih?
adakah susu peduli?
tidak teman, karena susu tetaplah susu.

well, that's just me.

3 komentar: